Postingan

UNTUK AYAHKU, GARDA PEMBELA TERDEPANKU

23 tahun lalu, Orang-orang yang menyaksikan tangis pertamaku pernah bersaksi kepadaku Bahwa simpul terindah yang tercipta di hari itu berasal dari senyum di bibirmu Kala itu kau sematkan doa dan harapan yang luar biasa dalam namaku FICA NANDA AURA ISLAMI Setiap orang baru yang berkenalan denganku selalu memuji indahnya nama yang kau berikan kepadaku Dan ya, aku sangat bangga dan berbahagia dibuatnya Vespa kuning butut dengan kenalpotn ngebul Salah satu saksi bukti cintamu terhadapku Salah satu caramu menjagaku Yang senantiasa mengantarku kemanapun ku mau Semakin dewasa, persoalan dunia satu persatu mulai merundungiku Teringat betul, saat dimana semua orang tak sudi percaya terhadapku Kamu, satu-satunya tangan yang menarikku dalam dekapmu Merangkulku dalam pembelaanmu Hingga akhirnya hari itu pun tiba Seorang lelaki yang tak pernah kau tau asalnya Datang menggandeng kedua orang tuanya Menjabat tangan mu dan memohon izin membawaku untuk menemani setiap langkah Aku tau, di hari itu tak ad

Teruntuk ayah dari laki laki pilihanku

Tegas, berani, namun penuh tujuan yang pasti Seperti itulah yang kulihat Putramu tumbuh dengan hebatnya Tentu, ini semua tak lepas dari ilmu dan didikan yang bapak berikan Bapak,  Terimakasih untuk bekal yang telah engkau berikan Putramu kini sudah menjadi pria yang luar biasa Yang mampu menyipu setiap pandang mata Begitu pun denganku, yang terjebak dalam pesonanya Satu hal yang teringat dalam memori dikepalaku Bagaimana putramu menggambarkanmu Seseorang yang tegas, keras, namun penuh gagasan Terlihat dari simpul bibir yang ia tampakkan Begitu bangganya ia memiliki ayah hebat sepertimu Tak cukup kata jika harus mendiskripsikan tentangmu Satu hal yang pasti, putramu sungguh bangga dan bersyukur ditakdirkan menjadi buah cintamu Tak jarang putramu datang menghampiriku Berjalan dengan membungkuk Dan melinangkan air matanya Diraihnya aku, dan dipeluknya Menangis ia dalam dekapku Kutanya kenapa? Menyesal katanya Beberapa kali ia bercerita tentang pertengkaran kecil yang terjadi diantara kali

Untuk ibu dari lelakiku

 Ibu, Terimakasih sudah melahirkan laki-laki tampan, hebat, nan lembut hatinya.  Terimakasih sudah mendidiknya dengan segala kelembutan yang engkau punya, segala cinta yang kau berikan, dan berjuta sabar yang kau tanamkan pada hatinya Ibu,  Jika aku harus menyebutkan alasan mengapa aku mencintainya Dengan segala keyakinan akan aku katakan Bahwa aku mencintainya sebab ia memiliki cinta yang besar terhadapmu, terhadap ibunya Ibu,  Izinkan aku memanggilmu ibu Izinkan aku menyayangimu Izinkan aku mencintaimu Sebab engkau adalah pemilik surga dari lelaki yang aku cintai Ibu,  Aku tak bisa berjanji untuk memberikan beribu kebahagiaan disetiap langkah putramu Namun, dapat kupastikan aku akan mendampingi setiap langkahnya Jangan ibu cemas Karna hadirku tak akan merampas kasih sayangnya padamu Pun jangan ibu cemas Karna hadirku tak akan membuat putra terkasihmu jauh daripadamu Doakan setiap langkah kaki kami bu Perjalanan panjang yang siap kami lalui Kami percaya, atas ridho dan restu ibu Berib

Surgaku

Mas.. Setelah ini arah langkahku akan kau belokkan. Surgaku tak lagi berkiblat pada ibuku Melainkan pada ridhomu Mas.. Tuntunlah aku menjadi humaira mu Sehingga aku menjadi pantas untuk bersanding denganmu Di Jannah-Nya Menjadi bidadarimu Tak sedikit kerikil yang mampu kita tangkis Tak sedikit arang yang berhasil kita padamkan Perjalanan panjang yang kita lalui akan tetap menjadi panjang Sebab, bukan ini tujuan akhir kita Masih akan ada beribu kerikil yang harus kita tangkis.  Berjuta arang yang harus kita padamkan Semoga, kedua kaki kita akan tetap kuat memijakkan dirinya Menjadi penopang jiwa kita Sebab, setelah ini hanya akan ada 2 pasang kaki ini yang akan melawan setiap aral Aku mancintaimu sedalam kamu menemukan sisi indahku

HUJAN SIANG INI

 Aku sendiri  Seorang diri Benar benar sendiri Tapi..  Penuh sesak rasanya  Ramai sorak sorai seolah tak ada hentinya Aku sendiri Seorang diri Benar benar sendiri Tapi..  Entah lah Aku tak dapat menceritakannya kepadamu Betapa sesak dan ramainya duniaku Meskipun berpasang bibir bertanya Berpasang mata menatap penuh tanya Namun tetap saja enggan Untung saja hujan jatuh siang ini Menyeretku dalam keheningan Dibalik papan pintu renta Setidaknya aku dapat bersembunyi  Pada setiap tanya yang terus bernyanyi Bojonegoro,  3 Juli 2021